Senin, 28 Oktober 2013

Produk Rekayasa Genetik



Bab 1
Pendahuluan

            Revolusi Hijau atau Green Revolution yang dikumandangkan tahun 1960, didukung oleh pemakaian bibit unggul dari tanaman, penggunaan pupuk yang sesuai,pemberantasan hama/penyakit yang lebih intensif, serta berbagai tindakan lainnya sehingga peningkatan produksi pangan yang berasal dari tanaman di berbagai negara meningkat secara tajam. Bibit unggul baru pada tanaman dan hewan diperoleh dari hasil perkawinan melalui seleksi ketat.
            Reproduksi ternak jauh lebih berkembang setelah Spalanzani pada tahun 1887 memperkenalkan teknologi perkawinan buatan (artificial insemination) pada hewan yang mampu meningkatkan produksi maupun kualitas produk dari hewan yang dihasilkan. Inseminasi buatan (IB) terus berkembang hingga akhirnya menyentuh hewan betina melalui teknik gertak berahi yang dapat merangsang si betina supaya mengalami ovulasi atau pemasakan sel telur yang dapat dibuahi (diinseminasi).
            Sementara itu, teknologi embrio-transfer dikembangkan oleh Dr. Steptu yang memelopori bayi tabung pada manusia. Demikian pun pada tumbuhan-tumbuhan, berkembang dan berlanjut perkawinanalamiah, perkawinan buatan, serta pencangkokan untuk mendapatkan bibit baru yang sejenis atau organisme sejenis yang menurunkan sifat-sifat baka.
1.      Menurunkan Sifat Baka Tanpa Melalui Perkawinan
Teknologi pencangkokan (kloning) mulai berkembang guna memindahkan sifat-sifat baka dari suatu organisme kepada turunannya, baik sejenis maupun beda jenis dengan perantara bakteri sebagai pembawa gen. Misalnya, gen Bacilllus thuringiensis dimasukkan ke dalam gen sel jagung maka terbentuk jagung transgenik. Contoh lainnya, sifat baka dari gen organ pankreas penghasil insulin dari manusia atau babi dicangkokkan pada bakteri Escherichia coli (E coli) untuk memproduksi insulin dalam jumlah besar.
2.      Organisme Hasil Modifikasi Genetika (OHMG)
Setiap sel pada makhluk hidup memiliki nukleus dimana di dalamnya terdapat gen (sifat baka yang diturunkan). Baik gen umum maupun gen khusus dari setiap organisme terdiri dari bahan kimia DNA (Deoxyribonucleic acid) dan RNA (Ribonucleic acid). Dengan bioteknologi, DNA dari setiap gen dapat dimanipulasi dengan rekayasa genetika (Genetic Engineering). Teknologi memanipulasi DNA yang dikerjakan dengan pencangkokan (kloning) tenpa melalui perkawinan disebut juga moleculair cloning atau recombinant DNA technology.
3.      Prosedur Kloning DNA
Ada empat tingkatan prosedur kloning DNA, sebagai berikut.
§  Memurnikan DNA: menghancurkan atau melisis semua sel yang mengandung gen yang ditargetkan, kemudian mensentrifusi pada kecepatan tinggi. Kemudian ditambahkan bahan kimia sehingga diperoleh DNA yang murni.
§  Memecah DNA: molekul DNA yang besar dipecahmenggunakan gelombang ultrasound, maka akan dijumpai fragment random.
§  Memindahkan gen: transfer DNA ke bakteri yang hidup dengan cara, DNA asing dipaksakan berintegrasi dengan kromosom menjadi genom.
§  Seleksi DNA yang baru diperoleh dari ciri klon rekombinan.
4.      Beberapa Kloning Organisme
Ø  Kloning E coli atau bakteri gram negatif melalui vektor plasmid
Plasmid E coli membawa gen bersifat resisten terhadap antibiotika. Dalam hal ini, E coli bertugas sebagai vektor dalam pembuatan insulin.
Ø  Kloning bakteri gram positif Baccilus subtilis
Bagi bakteri bersifat gram positif, pembuatan vektor plasmid harus dikhususkan, umumnya digunakan sebagai sel induk di dalam eksperimen rekayasa genetika.
Ø  Kloning bakteri gram positif Streptomises species
Spesies Streptomises telah menghasilkan beribu-ribu jenis antibiotika.
Ø  Kloning sistem eukariosit: kloning jamur
Berbeda dengan kloning pada bakteri, yang pada intinya dijumpai prokariotik, kloning pada jamur akan menghasilkan eukariotik.
Ø  Kloning eukariosit pada sel hewan
Untuk sel hewan digunakan spesial genom virus hewan sebagai kendaraan kloning, misalnya genom virus simian.
Ø  Kloning eukariosit pada sel tumbuh-tumbuhan
Ada dua jenis genom yang digunakan sebagai kendaraan kloning bagi tumbuh-tumbuhan yaitu, virus mosaik bunga kol dan DNA dari Agrobakteri tumefasiens.
5.      OHMG di Indonesia
Indonesia sudah mulai mengembangkan teknologi rekayasa genetika tetapi masih dalam ruang lingkup pertanian, terutama tanaman bidang pangan (jagung, kacang tanah, kakao, kedelai, tebu, dan ubi jalar) dan tanaman industri (tembakau dan kapas). Indonesia telah memiliki Surat Keputusan Bersama untuk mengatur masalah Keamanan Hayati dna Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetika yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian no.856/Kpts/HK.330/9/1997. Indonesia telah mengembangkan tanaman transgenik di beberapa daerah dengan jenis tanaman tersendiri. Indonesia juga telah mengimpor tanaman transgenik berupa bibit jagung, kapas, kedelai, dan kentang yang sekaligus telah dikembangkan di beberapa daerah sebagai percobaan lapangan.
6.      OHMG di Asean
§  Malaysia, penelitian OHMG dalam bidang tanaman dibedakan menjadi empat kategori: tanaman pangan, tanaman hias, tanaman industri, dan bidang kehutanan. Pada penelitian jati transgenik, Malaysia bekerjasama dengan New Zealand. Malaysia juga telah mengimpor bibit tanaman pangan seperti tanaman kedelai berupa transgenik glyphosate-tolerant Roundup Ready yang menghasilkan dua jenis gen bersifat allergen.
§  Thailand, mengembangkan tomat transgenik yang resisten terhadap virus. Namun, untuk sementara masih berupa percobaan di rumah kaca, sambil menunggu percobaan di lapangan untuk mulai disebarkan. Sementara, dalam percobaan untuk pengembangan penanaman bibit transgenik yang diimpor adalah: tanaman Tomat Flavr Savr, Kapas Bt Monsanto, dan Jagung Bt.


Bab 2
Organisme Hasil Modifikasi Genetika dan Produknya

1.      OHMG dalam Bidang Industri Farmasi
Diestimasikan 5-10 miliar US$ nilai obat-obatan yang diproduksi secara rekayasa genetika telah digunakan sepanjang tahun 2000 dari total produksi obat-obatan dunia.
Produk protein yang telah dihasilkan dengan teknologi rakayasa genetika dari bidang farmaseutik adalah:
§  Somatostatin: hasil transplantasi gen eurokariosit dan hipofisis manusia ke gen E coli. Hormon ini merupakan hormon pertumbuhan pada manusia yang diberikan kepada penderita dwarfisme hipofisis.
§  Somatotropin: digunakan sebagai hormon pertumbuhan.
§  Insulin: digunakan untuk pengobatan diabetes melitus.
§  Interferon: dijumpai 3 jenis interferon. Rekayasa genetika baru dapat menghasilkan 2 jenis interferon yang digunakan untuk pengobatan: hepatitis, herpes simplex, dan herpes zooster.
Produk vaksin
§  Vaksin rabies
§  Vaksin herpes
§  Vaksin hepatitis B
§  Vaksin kolera
§  Vaksin lepra
§  Vaksin malaria
Antibiotika
Pada tahun 1980 diproduksi 25.000 ton antibiotiks di seluruh dunia terdiri dari 68% penisilin, 20% tetrasiklin, 4,8% sefalosporin, dan 3,2% eritromisin.
Preparat diagnostik
Beberapa preparat diagnostik juga dihasilkan dengan rekayasa genetika di samping teknik tradisional biasanya.
Xenotransplantasi
Xenotransplantasi (transplantasi dari hewan ke manusia) merupakan harapan baru bagi dunia kedokteran dan mulai dirintisnya gene therapy (pengobatan gen) atau pengobatan dengan memanipulasi gen sesuai teknologi GMO.
Terapi gen
Terapi gen karatkeristik dengan mentransfer informasi genetik kepada pasien dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan. Berbagai strategi yang ditempuh terutama penyakit kronis dan beberapa kelainan makrogenetik seperti kanker, AIDS, Diabetes Melitus dan sebagainya telah dijadikan proyek pengobatan gen (terapi gen).
2.      OHMG dalam Bidang Peternakan
Vaksin yang diproduksi bagi dunia kedokteran hewan sama dengan vaksin pada manusia.
§  Vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
§  Vaksin Rabies
§  Vaksin Blue-tongue khusus pada domba
§  Vaksin White Diarrhea pada babi
§  Vaksin Fish-fibrosis
Antibiotika untuk hewan
Di samping digunakan sebagai pengobatan, antibiotika pada hewan juga digunakan sebagai bahan pakan imbuhan, dan dalam memproduksinya menggunakan teknologi rekayasa genetika.
Hormon pertumbuhan
§  Recombinant Bovine somatotropine (rBST) hormone: hormon ini dapaet meningkatkan produksi susu hingga 15% sampai 25%, sedangkan menurut Peel C.J. and Bauman D.E., 1987, prosuksi susu sapi yang diberi suntikan hormon rBST dapat mencapai 40%, serta masa laktasi diperpanjang.
§  Recombinant Porcine somatotropine hormone: produk ini digunakan pada babi untuk meningkatkan pertambahan berat badan/hari (daily gain), mengefisiensikan penggunaan pakan, dan mempengaruhi komposisi karkas dengan meningkatkan protein tubuh serta mengurangi jumlah lemak.
Ternak transgenik
Kloning domba yang telah lahir pada 5 Juli 1996 dan diumumkan 23 Februari 1997 dengan nama domba Dolly yang ditransfer dari sel ambing susu.
3.      OHMG dalam Bidang Perikanan
OHMG juga telah memproduksi ikan yang resisten terhadap pembusukan dan tahan disimpan dalam alat pendingin. Termasuk pula telah diselidiki kemungkinan penggunaan OHMG untuk menghasilkan vaksin bagi penyakit ikan.
4.      OHMG dalam Bidang Tumbuh-tumbuhan
Rekayasa genetika dalam bidang tanaman dilakukan dengan mentransfer gen asing ke dalam tanaman. Jenis bakteri yang digunakan adalah Agrobakterium tumefaciens. Hampir 50% tanaman transgenik merupakan tanaman yang resisten terhadap hama tanaman (pestisida biologis). Dengan rekayasa genetika telah dihasilkan bibit transgenik berupa hampir 70% jagung yang diproduksi di Amerika Serikat menggunakan GMO, 75% dari bibt canola juga GMO, demikian pun bibit kacang kedelai, kentang, tomat, padi, dll. Berikut adalah jenis-jenis tanaman transgenik yang telah dikembangkan:
§  Tanaman transgenik tahan herbisida (Herbicide resistant crops)
§  Tanaman transgenik tahan insek (Insect resistant crops)
§  Memperlambat pemasakan buah
§  Perubahan komposisi pati (amilum) tanaman transgenik
§  Tanaman pemanis transgenik
§  Tanaman transgenik tanpa biji
§  Tanaman transgenik dengan perubahan komposisi asam lemak
§  Tanaman transgenik dengan asam amino lengkap
§  Tanaman transgenik resisten virus
§  Tanaman transgenik resisten jamur (fungi)
§  Tanaman transgenik resisten terhadap cacing (Nematoda)
§  Tanaman transgenik meningkatkan proses fotosintesis dan fiksasi nitrogen
§  Tanaman transgenik tahan garam dan kondisi tanah tandus
§  Tanaman transgenik toleran terhadap kekeringan
§  Tanaman transgenik yang toleran terhadap hujan es
§  Pharmacing tanaman transgenik
§  Perkebunan tanaman transgenik
§  Hutan dan bunga transgenik

5.      OHMG dalam Bidang Pangan dan Pakan
Biasanya digunakan dalam pembuatan bungkil kedelai, saus tomat, jagung pipil, keju, tepung susu, dextrin, sirup, maltosa jagung dan sebagainya.

6.      OHMG dalam Bidang Industri
Pada pengolahan pangan, misalnya pada pembuatan keju, enzim renet yang digunakan juga hasil dari OHMG. Dalam bidang food-additive misalnya, enzim, penambah cita rasa makanan, pengawet makanan, pewarna pangan, pengental pangan, dan sebagainya juga menggunakan teknologi OHMG. Demikian pula dengan bahan baku industri lain seperti kapas, kedelai, susu sapi (susu bubuk dan susu yang diproses), daging sapi (daging dan hati olahan), vaksin, dan obat-obatan.

7.      OHMG dalam Bidang Lingkungan
Berbagai bakteri yang dapat digunakan untuk membersihkan lingkungan dari berbagai pencemaran lingkungan baik akibat dari pencemaran industri maupun pencemaran lainnya telah berhasil diproduksi.


Bab 3
Keamanan Penggunaan OHMG dan Produknya

            OHMG merupakan penemuan baru, memberikan keuntungan yang baru pula, memerlukan biaya, dan memberikan risiko yang kadang-kadang belum diketahui apa yang akan terjadi sehingga diperlukan adanya asuransi keamanan risiko yang bakal terjadi. Beberapa sifat OHMG berpotensi menimbulkan dampak negatif karena OHMG merupakan kloning dari jenis gen yang berbeda maka OHMG memiliki kemampuan bereproduksi seksual dengan jenis organisme yang berbeda.
            Dengan rekombinan DNA, OHMG akan menimbulkan bahan kimia baru, dapat berupa endotoksin maupun sebagai subsidi pestidida atau juga herbisida baru. Untuk mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan oleh OHMG maka perlu diketahui asal OHMG, vektor yang digunakan, dan metode kloning yang digunakan.
1.      Berpotensi terhadap Pergeseran dan Transfer Gen dari OHMG
Jumlah gen yang akan dimodifikasi berpengaruh terhadap mutu OHMG. OHMG yang berpotensi memisahkan diri disebut pergeseran gen sehingga memunculkan sifat yang patogen. OHMG dapat pula mengalami pergeseran ekologis yang bisa mengganggu lingkungan akibat gangguan adaptasi. Gen OHMG juga berpotensi transfer ke organisme lainnya.

2.      Berpotensi Membentuk Barriers Species
Adanya mutasi dari mikroorganisme transgenik menyebabkan terbentuknya barriers species yang memiliki kekhususan tersendiri sehingga akan dijumpai adanya superpatogenitas dari mikroorganisme.

3.      Berpotensi Mengalami Perubahan Genotip terhadap Komunitas Ekologi
Potensi mengalami perubahan genotip terhadap komunitas ekologi dengan produknya yang akan digunakan. Banyak data menyatakan bahwa perubahan genotipe dari organisme terhadap lingkungannya menimbulkan efek toksis terhadap dirinya sendiri serta destruksi dengan berbagai mekanisme terhadap lingkungannya.

4.      Potensi Toksis dari OHMG dan Produknya
Dengan transfer genetik di dalam “tubuh” OHMG akan muncul bahan kimia baru yang berpotensi mengganggu lingkungan dan juga menimbulkan gangguan bagi tanaman, hewan, ataupun manusia. Dari hasil rekayasa gentika (produk OHMG), kemungkinan timbulnya risiko yang tidak terduga dikaitkan dengan terakumulasinya hasil metabolisme tanaman, hewan, atau mikroorganisme yang dapat mengkontribusikan: toksin, allergen, dan bahaya genetik lainnya di dalam pangan manusia. Toksisitas/patogenitas OHMG dan produknya meliputi infeksi, snsitif, resisten, dan efek toksis langsung.

5.      OHMG Berpotensi Menimbulkan Risiko Penyakit/Gangguan Kesehatan Lain bagi Organisme Lainnya
Munculnya berbagai jenis bahan kimia baru baik yang terdapat di dalam OHMG maupun produk OHMG memberikan risiko munculnya penyakit baru ataupun merupakan faktor pencetus penyakit lainnya.

6.      Kebiasaan Berpotensi Meningkatkan Risiko Dampak Negatif Penggunaan OHMG
Kebiasaan mengkonsumsi bahan pangan dan pakan di suatu negara atau daerah dapat mendorong peningkatan risiko dampak negatif penggunaan OHMG. Demikian pun kebasiasaan pola bercocok tanam suatu negara atau daerah dapat meningkatkan kekhawatiran munculnya dampak negatif penggunaan OHMG.

7.      Berpotensi Mudah Diserang Penyakit
Tumbuhan transgenik juga kalah bersaing dengan gulma yang tahan terhadap keadaan buruk. Hal itu mengakibatkan tanaman transgenik berpotensi mudah diserang penyakit dan palability lebih disenangi insek.

Bab 4
Kekhawatiran Dampak Negatif Penggunaan OHMG

            Revolusi Hijau (Green Revolution) yang dikumandangkan pada tahun 1960, target utamanya hanya peningkatan produksi pangan, khususnya tanaman pangan, telah menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, mulai dari hama tanaman menjadi resisten, prubahan tekstur dan struktur tanah. Seperti organisme hasil reproduksi seksual maka OHMG juga memiliki sifat berkembang biak tetapi mudah mengalami mutasi, tidak seperti organisme hasil reproduksi seksual. OHMG yang menyentuh bidang obat-obatan baik bagi manusia, hewan, maupun organisme lainnya yang memberikan keuntungan besar serta membahagiakan umat manusia juga tidak terlepas dari kekhawatiran terhadap dampak negatif yang timbul akibat penggunaan OHMG maupun produknya. Demikian pun penggunaan OHMG di bidang ekonomi dan sosial juga memberikan kekhawatiran, bahkan telah memberikan dampak negatif dari penggunaan OHMG.
1.      Awal Kemunculan
1.1  Kekhawatiran terhadap perubahan pola konsumsi makanan
Dengan mengkonsumsi produk OHMG, akibat tidak dijumpai adanya ADI (acceptable daily intake) maka konsumsi OHMG tanpa ada batas sertadimakan setiap hari. Penggunaan atau konsumsi bahan pangan untuk manusia dan bahan pakan untuk hewan tanpa batas ambang dan setiap hari dapat memberikan risiko terganggunya kesehatan serta memunculkan beberapa jenis penyakit seperti penyakit jantung dan kardiovaskuler yang pada saat ini menduduki urutan pertama sebagai penyebab kematian hampir di seluruh dunia.

1.2  Kekhawatiran seperti penyakit sapi gila
Penyakit sapi gila pada sapi ditularkan dari penyakit Scrapie pada domba akibat perubahan pola konsumsi pakan, hal ini dicetuskan lagi ketika sapi memakan daging sapi juga atau disebut kanibalisme. Pemunculan penyakit sapi gila atau penyakit prion memberikan kekhawatiran akan dampak negatif OHMG dan produknya terhadap kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di kemudian hari.

1.3  Kekhawatiran akibat pengalaman menggunakan obat-obatan
Penggunaan beberapa jenis obat-obatan, misalnya thalidomid sesudah beberapa tahun dapat memberikan dampak negatif berupa cacat lahir bagi bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menggunakan obat thalidomid.

1.4  Kekhawatiran dari fenotipe OHMG: Apakah juga dapat memberikan dampak negatif apabila dikonsumsi?
Dalam kenyataan dari 1,2 juta ton kedelai yang diimpor dari luar negeri seleruhnya termasuk mutu kelas (grade) kedua. Namun, hingga saat ini belum ditemukan dampak negatif jika mengkonsumsinya.

1.5  Kekhawatiran terhadap penyebab penyakit ayam kerdil (kontet)
Dikhawatirkan penyebab penyakit kerdil pada unggas di Indonesia disebabkan oleh konsumsi pakan ternak yang berasal dari pakan transgenik OHMG.

1.6  Kekhawatiran menggunkan kondom
Protein dari latex kemungkinan dijumpai di dalam kondom, sedangkan kondom dipasangkan kepada kemaluan dalam keadaan tegang sehingga timbul kekhawatiran protein kondom akan menimbulkan dermatitis kontak.

1.7  Kekhawatiran musnahnya plasma nutfah
Terjadinya cross-polination oleh gen dari OHMG akan memunculkan berbagai jenis gulma yang resisten terhadap herbisida, maka yang akan tumbuh berkembang biak gulma, sedangkan plasma nutfah flora akan mengalami kemunduran.

1.8  Kekhawatiran memupus habis beberapa komoditi bersaing
§  Penggunaan OHMG untuk menghasilkan gula dengan derajat kemanisan yang beratus kali lipat dari gula yang diproduksi dari tebu dan bit dikhawatirkan memupus pabrik gula yang menggunakan bahan alamiah.
§  Penggunaan OHMG di dalam menghasilkan minyak goreng canola dengan produksi berpuluh-puluh kali lipat, dikhawatirkan tanaman kelapa dan kelapa sawit siap-siap akan gulung tikar.
§  Penggunaan OHMG enzim pada pakan ternak yang dapat menghasilkan protein hewani menimbulkan kekhawatiran akan memupus pabrik tepung ikan dan pabrik tepung daging dan tulang.

1.9  Kekhawatiran terhadap religi, etis, dan estetis
Penggunaan gen babi untuk memproduksi bahan makanan tentunya akan memberikan kekhawatiran terhadap pemeluk agama Islam. Penggunaan bakteri E coli sebagai gen untuk meningkatkan produksi bahan makanan juga terasa menjijikan sebab E coli dapat berasal dari tinja manusia.

1.10          Kekhawatiran menimbulkan efek toksis
Kekhawatiran timbul akibat dari konsumsi bahan pangan maupun pakan yang tidak ada batas ambangnya sehingga bahan toksis yang dijumpai dalam bahan pangan dan pakan OHMG akan mencapai batas menjadi toksis.

2.      Faktor Pencetus
Ø  Gen bukan alamiah yang ditransfer dari satu spesies ke spesies lainnya dapat membahayakan.
Ø  Pernyataan bioteknologi yang mengklaim bahwa metodenya sangan tepat dan canggih, masih diragukan.
Ø  Gangguan efek kesehatan yang tidak dapat diprediksi.
Ø  Produk OHMG lebih banyak risikonya dibandingkan dengan pangan produk tradisional.
Ø  Meningkatkan sumber polusi dari sumber pangan dan air.
Ø  Efek gangguan kesehatan OHMG yang berlanjut dan berlangsung selama-lamanya.
Ø  Regulasi yang kurang dapat mendorong.
Ø  Kekhawatiran terhadap etika.
Ø  Geni yang baru ditransfer antarspesies dan berkompetisi dengan gen baru akan merusak lingkungan.
3.      Kekhawatiran Menjadi Kenyataan
3.1  Kekhawatiran OHMG menjadi kenyataan bersifat toksis
Daun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap insek lepidoptera sesudah 10 tahun, ternyata menghasilkan akar tomat yang dapat mematikan mikroorganisme dan organisme di dalam tanah, serta mengakibatkan perubahan struktur dan tekstur tanah bekas areal tanaman tomat transgenik.

3.2  Bakteri Klebsiella planticola direkayasa dengan tanaman yang menghasilkan ethanol pada akar-akarnya
Pada tanah berpasir dan kurang bahan organik tanaman penghasil ethanol akan mati akibat sistem perakarannya. Sehingga tanaman OHMG akan mempengaruhi mikroorganisme dalam tanah.
3.3  Sari bunga tanaman transgenik berbahaya bagi larva kupu-kupu
Larva kupu-kupu raja (Danaus Plexippus) yang memakan daun gulma (milkweeds) yang tercemar dengan serbuk sari bunga jagung Bt akan mengalami kematian.

3.4  Kekhawatiran menjadi kenyataan: bahan toksis yang meningkat
Beberapa OHMG ditarik dari peredaran kaerna peningkatan kadar bahan toksis.

3.5  Kekhawatiran OHMG menjadi kenyataan bersifat alergis
Penelitian membuktikan bahwa kedelai transgenik yang menggunakan gen dari kacang Brasil menunjukkan adanya reaksi alergis. Satu-satunya dampak negatif berupa reaksi alergis yang ditimbulkan saat mengkonsumsi OHMG.

3.6  Kekhawatiran OHMG menjadi kenyataan yang mengganggu lingkungan
Ø  Adanya cross polination.
Di Denmark diadakan penelitian dan terbukti tanaman yang menghasilkan minyak yang telah direkayasa genetika (OHMG) tahan terhadap herbisida, dapat mentransfer gennya kepada gulma (Brassica campetris sp) sekitarnya sesudah generasi ke-2.

3.7  Kekhawatiran OHMG menjadi kenyataan bersifat religi. etis, dan estetis
Kasus Ajinomoto di Indonesia pada tahun 2001 merupakan kekhawatiran pertama adanya bahan haram karena proses pembuatan MSG menggunakan mikroorganisme yang berasal dari unsur babi. Di Inggris pada 1996, diadakan survei dan hampir 70% responden menolak pemakaian pangan OHMG dengan alasan ada unsur yang tidak estetis seperti E coli berasal dari tinja.

4.      Kekhawatiran Munculnya Dampak Negatif Penggunaan OHMG dan Produknya
Kekhawatiran munculnya dampak negatif penggunaan OHMG dan produknya terdiri dari hal-hal sebagai berikut.
4.1  Kekhawatiran dampak negatif terhadap gangguan ekologis
Dampak negatif dan kekhawatiran OHMG (GMO) terhadap organisme tanah dan flora:
Ø  Perubahan tekstur dan struktur tanah.
Ø  Munculnya tumbuhan liar (polusi gen).
Ø  Munculnya organisme resisten terhadap virus.
Ø  Munculnya tanaman transgenik rentan penyakit.
Ø  Munculnya tanaman yang resisten terhadap insektisida.
Dampak negatif dan kekhawatiran OHMG terhadap fauna:
Ø  Munculnya organisme atau tanaman transgenik yang membunuh organisme lain.
Ø  Perubahan tingkah laku lebah.

4.2  Kekhawatiran dampak negatif terhadap gangguan kesehatan
OHMG akan meningkatkan produksi pangan, perbaikan gizi bahan pangan, serta mempermudah pemrosesan atau penyimpanan bahan pangan. Tetapi, dengan OHMG akan muncul bahan kimia baru sebagai konsekuensi dari:
·         Konsekuensi langsung dari pemunculan jenis pangan baru dari gen hasil OHMG, misalnya perubahan mutu yang tahan terhadap pestisida.
·         Konsekuensi langsung dari peningkatan mutu dari gen yang dikloning, misalnya gangguan metabolisme bahan pangan asalnya.
·         Konsekuensi tidak langsung dari mutasi OHMG.
·         Konsekuensi dari transfer gen ke mikroflora dalam alat pencernaan dari organisme yang memakan OHMG.
·         Beberapa potensi yang dapat mengganggu kesehatan dan OHMG.
Dampak negatif mengkonsumsi produk OHMG dapat terjadi akibat produk OHMG sendiri, tetapi dapat pula akibat dari produk sampingan yang dihasilkan oleh penggunaan produk OHMG. Menggunakan produk OHMG akan memproduksi bahan kimia baru berupa endotoksin atau bahan lainnya berupa benda asing bagi tubuh.
Ø  OHMG bersifat alergi
Ø  Alergi terhadap penggunaan sarung tangan dan kondom.
Ø  OHMG resisten terhadap antibiotika.
Ø  Dugaan kasus penyakit Eosinophilia myalgia syndrome (EMS) disebabkan mengkonsumsi L-tryptophan
Ø  Kekhawatiran kapas Bt antibiotika resisten terhadap bakteri penyakit kencing nanah (Gonorrhoeae)
Ø  Kekhawatiran dan dampak negatif menggunakan OHMG berasal dari produk hewani
Ø  Kekhawatiran dan dampak negatif penggunaan rBST
Ø  Dampak negatif dan kekhawatiran penggunaan OHM-rPST
Ø  Kekhawatiran dan dampak negatif penggunaan OHMG dari food/feed additive (pangan/pakan imbuhan)
Ø  Kekhawatiran akan dampak negatif menggunakan madu

4.3  Kekhawatiran dampak negatif terhadap bidang ekonomi dan sosial
Bidang Sosial:
Ø  Kasus Ajinomoto di Indonesia tahun 2001 dengan dugaan adanya enzim pankreas babi pada pembuatan produk MSG.
Ø  Akan menurunkan nilai-nilai kemanusiaan, agama, dan kepercayaan. Berbagai produk OHMG atau penggunaan OHMG yang bertentangan dengan ajaran agama dan nilai-nilai kemanusiaan.

Bidang Ekonomi:
Ø  Penggunaan tanaman transgenik akan memupus habis beberapa komoditi barang karena munculnya produk-produk transgenik yang dianggap lebih murah dan efisien, misalnya:
·         Penggunaan OHMG untuk menghasilkan gula
·         Penggunaan OHMG dalam menghasilkan minyak goreng
·         Penggunaan OHMG pada tembakau
·         Kekhawatiran telah mengimpor dan mengkonsumsi OHMG yang cenderung merugikan petani lokal yang masih tradisional.

5.      Kebiasaan (Habit) Mendorong Munculnya Kekhawatiran Dampak Negatif Penggunaan OHMG
Kebiasaan pola konsumsi daging: Konsumsi daging di Indonesia berbeda dengan di beberapa negara lain. Semua bagian tubuh dari hewan dimakan seperti halnya jeroan dan darah. Kebiasaan tersebut dikhawatirkan akan berdampak negatif. Khusus untuk hormon pertumbuhan, berupa hormon sterodi sintetis yang digunakan di beberapa negara, sedangkan di Indonesia dilarang penggunaannya sebab dapat menumpuk pada organ hati, testis, belakang telinga, dan sebagainya sehingga di negara yang menggunakan hormon, daging dibedakan: edible meat (daging dapat dimakan) dan offal meat (daging yang tidak dapat dimakan).
Pola konsumsi sayuran di Indonesia: pada masyarakat Indonesia yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi sayuran mentah yang kemungkinan berasal dari sayuran OHMG ataupun tercemar OHMG sehingga dikhawatirkan menimbulkan dampak negatif yang sama seperti yang terjadi pada larva kupu-kupu yang memakan sari bunga/daun dari tanaman transgenik.
Jagung pipil mentah yang digunakan sebagai pakan unggas dikhawatirkan mengakibatkan munculnya dampak negatif dari penggunaan OHMG berupa kekerdilan dan gangguan ileitis serupa halnya dengan percobaan Arfad Putzai, 1998, yang memberikan kentang mentah pada tikus percobaan.
Kebiasaan pola bercocok tanam: penanaman kapas Bt di Sulawesi Selatan para petani kemungkinana memiliki kebiasaan menanam kapas lokal hanya beberapa hektar kemudian dilingkungi dengan hutan berupa gulma. Hal tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan atau ekosistem.
Kebiasaan menggunakan obat: di Indonesia banyak dijumpai, apabila diberikan resep obat maka hanya dibeli sebagian saja, sehingga penggunaan antibiotika yang diproduksi secara OHMG akan dikhawatirkan mendorong terjadinya resistensi terhadap antibiotika.
Kebiasaan pakan ternak perah, diikuti suntikan hormon: Pakan ternak perah di Indonesia dapat berupa batang dan daun jagung hijau berasal dari jagung sweet-corn yang merupakan tanaman transgenik. Kemudian ternak perah diberi  hormon rBST untuk meningkatkan produksi susu. Maka sapi perah menggunakan OHMG dari dua sumber. Hal ini akan memberikan kekhawatiran akan munculnya dampak negatif dari penggunaan OHMG akibat dari kebiasaan memberikan pakan bagi ternak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Senin, 28 Oktober 2013

Produk Rekayasa Genetik



Bab 1
Pendahuluan

            Revolusi Hijau atau Green Revolution yang dikumandangkan tahun 1960, didukung oleh pemakaian bibit unggul dari tanaman, penggunaan pupuk yang sesuai,pemberantasan hama/penyakit yang lebih intensif, serta berbagai tindakan lainnya sehingga peningkatan produksi pangan yang berasal dari tanaman di berbagai negara meningkat secara tajam. Bibit unggul baru pada tanaman dan hewan diperoleh dari hasil perkawinan melalui seleksi ketat.
            Reproduksi ternak jauh lebih berkembang setelah Spalanzani pada tahun 1887 memperkenalkan teknologi perkawinan buatan (artificial insemination) pada hewan yang mampu meningkatkan produksi maupun kualitas produk dari hewan yang dihasilkan. Inseminasi buatan (IB) terus berkembang hingga akhirnya menyentuh hewan betina melalui teknik gertak berahi yang dapat merangsang si betina supaya mengalami ovulasi atau pemasakan sel telur yang dapat dibuahi (diinseminasi).
            Sementara itu, teknologi embrio-transfer dikembangkan oleh Dr. Steptu yang memelopori bayi tabung pada manusia. Demikian pun pada tumbuhan-tumbuhan, berkembang dan berlanjut perkawinanalamiah, perkawinan buatan, serta pencangkokan untuk mendapatkan bibit baru yang sejenis atau organisme sejenis yang menurunkan sifat-sifat baka.
1.      Menurunkan Sifat Baka Tanpa Melalui Perkawinan
Teknologi pencangkokan (kloning) mulai berkembang guna memindahkan sifat-sifat baka dari suatu organisme kepada turunannya, baik sejenis maupun beda jenis dengan perantara bakteri sebagai pembawa gen. Misalnya, gen Bacilllus thuringiensis dimasukkan ke dalam gen sel jagung maka terbentuk jagung transgenik. Contoh lainnya, sifat baka dari gen organ pankreas penghasil insulin dari manusia atau babi dicangkokkan pada bakteri Escherichia coli (E coli) untuk memproduksi insulin dalam jumlah besar.
2.      Organisme Hasil Modifikasi Genetika (OHMG)
Setiap sel pada makhluk hidup memiliki nukleus dimana di dalamnya terdapat gen (sifat baka yang diturunkan). Baik gen umum maupun gen khusus dari setiap organisme terdiri dari bahan kimia DNA (Deoxyribonucleic acid) dan RNA (Ribonucleic acid). Dengan bioteknologi, DNA dari setiap gen dapat dimanipulasi dengan rekayasa genetika (Genetic Engineering). Teknologi memanipulasi DNA yang dikerjakan dengan pencangkokan (kloning) tenpa melalui perkawinan disebut juga moleculair cloning atau recombinant DNA technology.
3.      Prosedur Kloning DNA
Ada empat tingkatan prosedur kloning DNA, sebagai berikut.
§  Memurnikan DNA: menghancurkan atau melisis semua sel yang mengandung gen yang ditargetkan, kemudian mensentrifusi pada kecepatan tinggi. Kemudian ditambahkan bahan kimia sehingga diperoleh DNA yang murni.
§  Memecah DNA: molekul DNA yang besar dipecahmenggunakan gelombang ultrasound, maka akan dijumpai fragment random.
§  Memindahkan gen: transfer DNA ke bakteri yang hidup dengan cara, DNA asing dipaksakan berintegrasi dengan kromosom menjadi genom.
§  Seleksi DNA yang baru diperoleh dari ciri klon rekombinan.
4.      Beberapa Kloning Organisme
Ø  Kloning E coli atau bakteri gram negatif melalui vektor plasmid
Plasmid E coli membawa gen bersifat resisten terhadap antibiotika. Dalam hal ini, E coli bertugas sebagai vektor dalam pembuatan insulin.
Ø  Kloning bakteri gram positif Baccilus subtilis
Bagi bakteri bersifat gram positif, pembuatan vektor plasmid harus dikhususkan, umumnya digunakan sebagai sel induk di dalam eksperimen rekayasa genetika.
Ø  Kloning bakteri gram positif Streptomises species
Spesies Streptomises telah menghasilkan beribu-ribu jenis antibiotika.
Ø  Kloning sistem eukariosit: kloning jamur
Berbeda dengan kloning pada bakteri, yang pada intinya dijumpai prokariotik, kloning pada jamur akan menghasilkan eukariotik.
Ø  Kloning eukariosit pada sel hewan
Untuk sel hewan digunakan spesial genom virus hewan sebagai kendaraan kloning, misalnya genom virus simian.
Ø  Kloning eukariosit pada sel tumbuh-tumbuhan
Ada dua jenis genom yang digunakan sebagai kendaraan kloning bagi tumbuh-tumbuhan yaitu, virus mosaik bunga kol dan DNA dari Agrobakteri tumefasiens.
5.      OHMG di Indonesia
Indonesia sudah mulai mengembangkan teknologi rekayasa genetika tetapi masih dalam ruang lingkup pertanian, terutama tanaman bidang pangan (jagung, kacang tanah, kakao, kedelai, tebu, dan ubi jalar) dan tanaman industri (tembakau dan kapas). Indonesia telah memiliki Surat Keputusan Bersama untuk mengatur masalah Keamanan Hayati dna Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil Rekayasa Genetika yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian no.856/Kpts/HK.330/9/1997. Indonesia telah mengembangkan tanaman transgenik di beberapa daerah dengan jenis tanaman tersendiri. Indonesia juga telah mengimpor tanaman transgenik berupa bibit jagung, kapas, kedelai, dan kentang yang sekaligus telah dikembangkan di beberapa daerah sebagai percobaan lapangan.
6.      OHMG di Asean
§  Malaysia, penelitian OHMG dalam bidang tanaman dibedakan menjadi empat kategori: tanaman pangan, tanaman hias, tanaman industri, dan bidang kehutanan. Pada penelitian jati transgenik, Malaysia bekerjasama dengan New Zealand. Malaysia juga telah mengimpor bibit tanaman pangan seperti tanaman kedelai berupa transgenik glyphosate-tolerant Roundup Ready yang menghasilkan dua jenis gen bersifat allergen.
§  Thailand, mengembangkan tomat transgenik yang resisten terhadap virus. Namun, untuk sementara masih berupa percobaan di rumah kaca, sambil menunggu percobaan di lapangan untuk mulai disebarkan. Sementara, dalam percobaan untuk pengembangan penanaman bibit transgenik yang diimpor adalah: tanaman Tomat Flavr Savr, Kapas Bt Monsanto, dan Jagung Bt.


Bab 2
Organisme Hasil Modifikasi Genetika dan Produknya

1.      OHMG dalam Bidang Industri Farmasi
Diestimasikan 5-10 miliar US$ nilai obat-obatan yang diproduksi secara rekayasa genetika telah digunakan sepanjang tahun 2000 dari total produksi obat-obatan dunia.
Produk protein yang telah dihasilkan dengan teknologi rakayasa genetika dari bidang farmaseutik adalah:
§  Somatostatin: hasil transplantasi gen eurokariosit dan hipofisis manusia ke gen E coli. Hormon ini merupakan hormon pertumbuhan pada manusia yang diberikan kepada penderita dwarfisme hipofisis.
§  Somatotropin: digunakan sebagai hormon pertumbuhan.
§  Insulin: digunakan untuk pengobatan diabetes melitus.
§  Interferon: dijumpai 3 jenis interferon. Rekayasa genetika baru dapat menghasilkan 2 jenis interferon yang digunakan untuk pengobatan: hepatitis, herpes simplex, dan herpes zooster.
Produk vaksin
§  Vaksin rabies
§  Vaksin herpes
§  Vaksin hepatitis B
§  Vaksin kolera
§  Vaksin lepra
§  Vaksin malaria
Antibiotika
Pada tahun 1980 diproduksi 25.000 ton antibiotiks di seluruh dunia terdiri dari 68% penisilin, 20% tetrasiklin, 4,8% sefalosporin, dan 3,2% eritromisin.
Preparat diagnostik
Beberapa preparat diagnostik juga dihasilkan dengan rekayasa genetika di samping teknik tradisional biasanya.
Xenotransplantasi
Xenotransplantasi (transplantasi dari hewan ke manusia) merupakan harapan baru bagi dunia kedokteran dan mulai dirintisnya gene therapy (pengobatan gen) atau pengobatan dengan memanipulasi gen sesuai teknologi GMO.
Terapi gen
Terapi gen karatkeristik dengan mentransfer informasi genetik kepada pasien dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan. Berbagai strategi yang ditempuh terutama penyakit kronis dan beberapa kelainan makrogenetik seperti kanker, AIDS, Diabetes Melitus dan sebagainya telah dijadikan proyek pengobatan gen (terapi gen).
2.      OHMG dalam Bidang Peternakan
Vaksin yang diproduksi bagi dunia kedokteran hewan sama dengan vaksin pada manusia.
§  Vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
§  Vaksin Rabies
§  Vaksin Blue-tongue khusus pada domba
§  Vaksin White Diarrhea pada babi
§  Vaksin Fish-fibrosis
Antibiotika untuk hewan
Di samping digunakan sebagai pengobatan, antibiotika pada hewan juga digunakan sebagai bahan pakan imbuhan, dan dalam memproduksinya menggunakan teknologi rekayasa genetika.
Hormon pertumbuhan
§  Recombinant Bovine somatotropine (rBST) hormone: hormon ini dapaet meningkatkan produksi susu hingga 15% sampai 25%, sedangkan menurut Peel C.J. and Bauman D.E., 1987, prosuksi susu sapi yang diberi suntikan hormon rBST dapat mencapai 40%, serta masa laktasi diperpanjang.
§  Recombinant Porcine somatotropine hormone: produk ini digunakan pada babi untuk meningkatkan pertambahan berat badan/hari (daily gain), mengefisiensikan penggunaan pakan, dan mempengaruhi komposisi karkas dengan meningkatkan protein tubuh serta mengurangi jumlah lemak.
Ternak transgenik
Kloning domba yang telah lahir pada 5 Juli 1996 dan diumumkan 23 Februari 1997 dengan nama domba Dolly yang ditransfer dari sel ambing susu.
3.      OHMG dalam Bidang Perikanan
OHMG juga telah memproduksi ikan yang resisten terhadap pembusukan dan tahan disimpan dalam alat pendingin. Termasuk pula telah diselidiki kemungkinan penggunaan OHMG untuk menghasilkan vaksin bagi penyakit ikan.
4.      OHMG dalam Bidang Tumbuh-tumbuhan
Rekayasa genetika dalam bidang tanaman dilakukan dengan mentransfer gen asing ke dalam tanaman. Jenis bakteri yang digunakan adalah Agrobakterium tumefaciens. Hampir 50% tanaman transgenik merupakan tanaman yang resisten terhadap hama tanaman (pestisida biologis). Dengan rekayasa genetika telah dihasilkan bibit transgenik berupa hampir 70% jagung yang diproduksi di Amerika Serikat menggunakan GMO, 75% dari bibt canola juga GMO, demikian pun bibit kacang kedelai, kentang, tomat, padi, dll. Berikut adalah jenis-jenis tanaman transgenik yang telah dikembangkan:
§  Tanaman transgenik tahan herbisida (Herbicide resistant crops)
§  Tanaman transgenik tahan insek (Insect resistant crops)
§  Memperlambat pemasakan buah
§  Perubahan komposisi pati (amilum) tanaman transgenik
§  Tanaman pemanis transgenik
§  Tanaman transgenik tanpa biji
§  Tanaman transgenik dengan perubahan komposisi asam lemak
§  Tanaman transgenik dengan asam amino lengkap
§  Tanaman transgenik resisten virus
§  Tanaman transgenik resisten jamur (fungi)
§  Tanaman transgenik resisten terhadap cacing (Nematoda)
§  Tanaman transgenik meningkatkan proses fotosintesis dan fiksasi nitrogen
§  Tanaman transgenik tahan garam dan kondisi tanah tandus
§  Tanaman transgenik toleran terhadap kekeringan
§  Tanaman transgenik yang toleran terhadap hujan es
§  Pharmacing tanaman transgenik
§  Perkebunan tanaman transgenik
§  Hutan dan bunga transgenik

5.      OHMG dalam Bidang Pangan dan Pakan
Biasanya digunakan dalam pembuatan bungkil kedelai, saus tomat, jagung pipil, keju, tepung susu, dextrin, sirup, maltosa jagung dan sebagainya.

6.      OHMG dalam Bidang Industri
Pada pengolahan pangan, misalnya pada pembuatan keju, enzim renet yang digunakan juga hasil dari OHMG. Dalam bidang food-additive misalnya, enzim, penambah cita rasa makanan, pengawet makanan, pewarna pangan, pengental pangan, dan sebagainya juga menggunakan teknologi OHMG. Demikian pula dengan bahan baku industri lain seperti kapas, kedelai, susu sapi (susu bubuk dan susu yang diproses), daging sapi (daging dan hati olahan), vaksin, dan obat-obatan.

7.      OHMG dalam Bidang Lingkungan
Berbagai bakteri yang dapat digunakan untuk membersihkan lingkungan dari berbagai pencemaran lingkungan baik akibat dari pencemaran industri maupun pencemaran lainnya telah berhasil diproduksi.


Bab 3
Keamanan Penggunaan OHMG dan Produknya

            OHMG merupakan penemuan baru, memberikan keuntungan yang baru pula, memerlukan biaya, dan memberikan risiko yang kadang-kadang belum diketahui apa yang akan terjadi sehingga diperlukan adanya asuransi keamanan risiko yang bakal terjadi. Beberapa sifat OHMG berpotensi menimbulkan dampak negatif karena OHMG merupakan kloning dari jenis gen yang berbeda maka OHMG memiliki kemampuan bereproduksi seksual dengan jenis organisme yang berbeda.
            Dengan rekombinan DNA, OHMG akan menimbulkan bahan kimia baru, dapat berupa endotoksin maupun sebagai subsidi pestidida atau juga herbisida baru. Untuk mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan oleh OHMG maka perlu diketahui asal OHMG, vektor yang digunakan, dan metode kloning yang digunakan.
1.      Berpotensi terhadap Pergeseran dan Transfer Gen dari OHMG
Jumlah gen yang akan dimodifikasi berpengaruh terhadap mutu OHMG. OHMG yang berpotensi memisahkan diri disebut pergeseran gen sehingga memunculkan sifat yang patogen. OHMG dapat pula mengalami pergeseran ekologis yang bisa mengganggu lingkungan akibat gangguan adaptasi. Gen OHMG juga berpotensi transfer ke organisme lainnya.

2.      Berpotensi Membentuk Barriers Species
Adanya mutasi dari mikroorganisme transgenik menyebabkan terbentuknya barriers species yang memiliki kekhususan tersendiri sehingga akan dijumpai adanya superpatogenitas dari mikroorganisme.

3.      Berpotensi Mengalami Perubahan Genotip terhadap Komunitas Ekologi
Potensi mengalami perubahan genotip terhadap komunitas ekologi dengan produknya yang akan digunakan. Banyak data menyatakan bahwa perubahan genotipe dari organisme terhadap lingkungannya menimbulkan efek toksis terhadap dirinya sendiri serta destruksi dengan berbagai mekanisme terhadap lingkungannya.

4.      Potensi Toksis dari OHMG dan Produknya
Dengan transfer genetik di dalam “tubuh” OHMG akan muncul bahan kimia baru yang berpotensi mengganggu lingkungan dan juga menimbulkan gangguan bagi tanaman, hewan, ataupun manusia. Dari hasil rekayasa gentika (produk OHMG), kemungkinan timbulnya risiko yang tidak terduga dikaitkan dengan terakumulasinya hasil metabolisme tanaman, hewan, atau mikroorganisme yang dapat mengkontribusikan: toksin, allergen, dan bahaya genetik lainnya di dalam pangan manusia. Toksisitas/patogenitas OHMG dan produknya meliputi infeksi, snsitif, resisten, dan efek toksis langsung.

5.      OHMG Berpotensi Menimbulkan Risiko Penyakit/Gangguan Kesehatan Lain bagi Organisme Lainnya
Munculnya berbagai jenis bahan kimia baru baik yang terdapat di dalam OHMG maupun produk OHMG memberikan risiko munculnya penyakit baru ataupun merupakan faktor pencetus penyakit lainnya.

6.      Kebiasaan Berpotensi Meningkatkan Risiko Dampak Negatif Penggunaan OHMG
Kebiasaan mengkonsumsi bahan pangan dan pakan di suatu negara atau daerah dapat mendorong peningkatan risiko dampak negatif penggunaan OHMG. Demikian pun kebasiasaan pola bercocok tanam suatu negara atau daerah dapat meningkatkan kekhawatiran munculnya dampak negatif penggunaan OHMG.

7.      Berpotensi Mudah Diserang Penyakit
Tumbuhan transgenik juga kalah bersaing dengan gulma yang tahan terhadap keadaan buruk. Hal itu mengakibatkan tanaman transgenik berpotensi mudah diserang penyakit dan palability lebih disenangi insek.

Bab 4
Kekhawatiran Dampak Negatif Penggunaan OHMG

            Revolusi Hijau (Green Revolution) yang dikumandangkan pada tahun 1960, target utamanya hanya peningkatan produksi pangan, khususnya tanaman pangan, telah menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, mulai dari hama tanaman menjadi resisten, prubahan tekstur dan struktur tanah. Seperti organisme hasil reproduksi seksual maka OHMG juga memiliki sifat berkembang biak tetapi mudah mengalami mutasi, tidak seperti organisme hasil reproduksi seksual. OHMG yang menyentuh bidang obat-obatan baik bagi manusia, hewan, maupun organisme lainnya yang memberikan keuntungan besar serta membahagiakan umat manusia juga tidak terlepas dari kekhawatiran terhadap dampak negatif yang timbul akibat penggunaan OHMG maupun produknya. Demikian pun penggunaan OHMG di bidang ekonomi dan sosial juga memberikan kekhawatiran, bahkan telah memberikan dampak negatif dari penggunaan OHMG.
1.      Awal Kemunculan
1.1  Kekhawatiran terhadap perubahan pola konsumsi makanan
Dengan mengkonsumsi produk OHMG, akibat tidak dijumpai adanya ADI (acceptable daily intake) maka konsumsi OHMG tanpa ada batas sertadimakan setiap hari. Penggunaan atau konsumsi bahan pangan untuk manusia dan bahan pakan untuk hewan tanpa batas ambang dan setiap hari dapat memberikan risiko terganggunya kesehatan serta memunculkan beberapa jenis penyakit seperti penyakit jantung dan kardiovaskuler yang pada saat ini menduduki urutan pertama sebagai penyebab kematian hampir di seluruh dunia.

1.2  Kekhawatiran seperti penyakit sapi gila
Penyakit sapi gila pada sapi ditularkan dari penyakit Scrapie pada domba akibat perubahan pola konsumsi pakan, hal ini dicetuskan lagi ketika sapi memakan daging sapi juga atau disebut kanibalisme. Pemunculan penyakit sapi gila atau penyakit prion memberikan kekhawatiran akan dampak negatif OHMG dan produknya terhadap kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di kemudian hari.

1.3  Kekhawatiran akibat pengalaman menggunakan obat-obatan
Penggunaan beberapa jenis obat-obatan, misalnya thalidomid sesudah beberapa tahun dapat memberikan dampak negatif berupa cacat lahir bagi bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang menggunakan obat thalidomid.

1.4  Kekhawatiran dari fenotipe OHMG: Apakah juga dapat memberikan dampak negatif apabila dikonsumsi?
Dalam kenyataan dari 1,2 juta ton kedelai yang diimpor dari luar negeri seleruhnya termasuk mutu kelas (grade) kedua. Namun, hingga saat ini belum ditemukan dampak negatif jika mengkonsumsinya.

1.5  Kekhawatiran terhadap penyebab penyakit ayam kerdil (kontet)
Dikhawatirkan penyebab penyakit kerdil pada unggas di Indonesia disebabkan oleh konsumsi pakan ternak yang berasal dari pakan transgenik OHMG.

1.6  Kekhawatiran menggunkan kondom
Protein dari latex kemungkinan dijumpai di dalam kondom, sedangkan kondom dipasangkan kepada kemaluan dalam keadaan tegang sehingga timbul kekhawatiran protein kondom akan menimbulkan dermatitis kontak.

1.7  Kekhawatiran musnahnya plasma nutfah
Terjadinya cross-polination oleh gen dari OHMG akan memunculkan berbagai jenis gulma yang resisten terhadap herbisida, maka yang akan tumbuh berkembang biak gulma, sedangkan plasma nutfah flora akan mengalami kemunduran.

1.8  Kekhawatiran memupus habis beberapa komoditi bersaing
§  Penggunaan OHMG untuk menghasilkan gula dengan derajat kemanisan yang beratus kali lipat dari gula yang diproduksi dari tebu dan bit dikhawatirkan memupus pabrik gula yang menggunakan bahan alamiah.
§  Penggunaan OHMG di dalam menghasilkan minyak goreng canola dengan produksi berpuluh-puluh kali lipat, dikhawatirkan tanaman kelapa dan kelapa sawit siap-siap akan gulung tikar.
§  Penggunaan OHMG enzim pada pakan ternak yang dapat menghasilkan protein hewani menimbulkan kekhawatiran akan memupus pabrik tepung ikan dan pabrik tepung daging dan tulang.

1.9  Kekhawatiran terhadap religi, etis, dan estetis
Penggunaan gen babi untuk memproduksi bahan makanan tentunya akan memberikan kekhawatiran terhadap pemeluk agama Islam. Penggunaan bakteri E coli sebagai gen untuk meningkatkan produksi bahan makanan juga terasa menjijikan sebab E coli dapat berasal dari tinja manusia.

1.10          Kekhawatiran menimbulkan efek toksis
Kekhawatiran timbul akibat dari konsumsi bahan pangan maupun pakan yang tidak ada batas ambangnya sehingga bahan toksis yang dijumpai dalam bahan pangan dan pakan OHMG akan mencapai batas menjadi toksis.

2.      Faktor Pencetus
Ø  Gen bukan alamiah yang ditransfer dari satu spesies ke spesies lainnya dapat membahayakan.
Ø  Pernyataan bioteknologi yang mengklaim bahwa metodenya sangan tepat dan canggih, masih diragukan.
Ø  Gangguan efek kesehatan yang tidak dapat diprediksi.
Ø  Produk OHMG lebih banyak risikonya dibandingkan dengan pangan produk tradisional.
Ø  Meningkatkan sumber polusi dari sumber pangan dan air.
Ø  Efek gangguan kesehatan OHMG yang berlanjut dan berlangsung selama-lamanya.
Ø  Regulasi yang kurang dapat mendorong.
Ø  Kekhawatiran terhadap etika.
Ø  Geni yang baru ditransfer antarspesies dan berkompetisi dengan gen baru akan merusak lingkungan.
3.      Kekhawatiran Menjadi Kenyataan
3.1  Kekhawatiran OHMG menjadi kenyataan bersifat toksis
Daun tanaman tomat transgenik yang resisten terhadap insek lepidoptera sesudah 10 tahun, ternyata menghasilkan akar tomat yang dapat mematikan mikroorganisme dan organisme di dalam tanah, serta mengakibatkan perubahan struktur dan tekstur tanah bekas areal tanaman tomat transgenik.

3.2  Bakteri Klebsiella planticola direkayasa dengan tanaman yang menghasilkan ethanol pada akar-akarnya
Pada tanah berpasir dan kurang bahan organik tanaman penghasil ethanol akan mati akibat sistem perakarannya. Sehingga tanaman OHMG akan mempengaruhi mikroorganisme dalam tanah.
3.3  Sari bunga tanaman transgenik berbahaya bagi larva kupu-kupu
Larva kupu-kupu raja (Danaus Plexippus) yang memakan daun gulma (milkweeds) yang tercemar dengan serbuk sari bunga jagung Bt akan mengalami kematian.

3.4  Kekhawatiran menjadi kenyataan: bahan toksis yang meningkat
Beberapa OHMG ditarik dari peredaran kaerna peningkatan kadar bahan toksis.

3.5  Kekhawatiran OHMG menjadi kenyataan bersifat alergis
Penelitian membuktikan bahwa kedelai transgenik yang menggunakan gen dari kacang Brasil menunjukkan adanya reaksi alergis. Satu-satunya dampak negatif berupa reaksi alergis yang ditimbulkan saat mengkonsumsi OHMG.

3.6  Kekhawatiran OHMG menjadi kenyataan yang mengganggu lingkungan
Ø  Adanya cross polination.
Di Denmark diadakan penelitian dan terbukti tanaman yang menghasilkan minyak yang telah direkayasa genetika (OHMG) tahan terhadap herbisida, dapat mentransfer gennya kepada gulma (Brassica campetris sp) sekitarnya sesudah generasi ke-2.

3.7  Kekhawatiran OHMG menjadi kenyataan bersifat religi. etis, dan estetis
Kasus Ajinomoto di Indonesia pada tahun 2001 merupakan kekhawatiran pertama adanya bahan haram karena proses pembuatan MSG menggunakan mikroorganisme yang berasal dari unsur babi. Di Inggris pada 1996, diadakan survei dan hampir 70% responden menolak pemakaian pangan OHMG dengan alasan ada unsur yang tidak estetis seperti E coli berasal dari tinja.

4.      Kekhawatiran Munculnya Dampak Negatif Penggunaan OHMG dan Produknya
Kekhawatiran munculnya dampak negatif penggunaan OHMG dan produknya terdiri dari hal-hal sebagai berikut.
4.1  Kekhawatiran dampak negatif terhadap gangguan ekologis
Dampak negatif dan kekhawatiran OHMG (GMO) terhadap organisme tanah dan flora:
Ø  Perubahan tekstur dan struktur tanah.
Ø  Munculnya tumbuhan liar (polusi gen).
Ø  Munculnya organisme resisten terhadap virus.
Ø  Munculnya tanaman transgenik rentan penyakit.
Ø  Munculnya tanaman yang resisten terhadap insektisida.
Dampak negatif dan kekhawatiran OHMG terhadap fauna:
Ø  Munculnya organisme atau tanaman transgenik yang membunuh organisme lain.
Ø  Perubahan tingkah laku lebah.

4.2  Kekhawatiran dampak negatif terhadap gangguan kesehatan
OHMG akan meningkatkan produksi pangan, perbaikan gizi bahan pangan, serta mempermudah pemrosesan atau penyimpanan bahan pangan. Tetapi, dengan OHMG akan muncul bahan kimia baru sebagai konsekuensi dari:
·         Konsekuensi langsung dari pemunculan jenis pangan baru dari gen hasil OHMG, misalnya perubahan mutu yang tahan terhadap pestisida.
·         Konsekuensi langsung dari peningkatan mutu dari gen yang dikloning, misalnya gangguan metabolisme bahan pangan asalnya.
·         Konsekuensi tidak langsung dari mutasi OHMG.
·         Konsekuensi dari transfer gen ke mikroflora dalam alat pencernaan dari organisme yang memakan OHMG.
·         Beberapa potensi yang dapat mengganggu kesehatan dan OHMG.
Dampak negatif mengkonsumsi produk OHMG dapat terjadi akibat produk OHMG sendiri, tetapi dapat pula akibat dari produk sampingan yang dihasilkan oleh penggunaan produk OHMG. Menggunakan produk OHMG akan memproduksi bahan kimia baru berupa endotoksin atau bahan lainnya berupa benda asing bagi tubuh.
Ø  OHMG bersifat alergi
Ø  Alergi terhadap penggunaan sarung tangan dan kondom.
Ø  OHMG resisten terhadap antibiotika.
Ø  Dugaan kasus penyakit Eosinophilia myalgia syndrome (EMS) disebabkan mengkonsumsi L-tryptophan
Ø  Kekhawatiran kapas Bt antibiotika resisten terhadap bakteri penyakit kencing nanah (Gonorrhoeae)
Ø  Kekhawatiran dan dampak negatif menggunakan OHMG berasal dari produk hewani
Ø  Kekhawatiran dan dampak negatif penggunaan rBST
Ø  Dampak negatif dan kekhawatiran penggunaan OHM-rPST
Ø  Kekhawatiran dan dampak negatif penggunaan OHMG dari food/feed additive (pangan/pakan imbuhan)
Ø  Kekhawatiran akan dampak negatif menggunakan madu

4.3  Kekhawatiran dampak negatif terhadap bidang ekonomi dan sosial
Bidang Sosial:
Ø  Kasus Ajinomoto di Indonesia tahun 2001 dengan dugaan adanya enzim pankreas babi pada pembuatan produk MSG.
Ø  Akan menurunkan nilai-nilai kemanusiaan, agama, dan kepercayaan. Berbagai produk OHMG atau penggunaan OHMG yang bertentangan dengan ajaran agama dan nilai-nilai kemanusiaan.

Bidang Ekonomi:
Ø  Penggunaan tanaman transgenik akan memupus habis beberapa komoditi barang karena munculnya produk-produk transgenik yang dianggap lebih murah dan efisien, misalnya:
·         Penggunaan OHMG untuk menghasilkan gula
·         Penggunaan OHMG dalam menghasilkan minyak goreng
·         Penggunaan OHMG pada tembakau
·         Kekhawatiran telah mengimpor dan mengkonsumsi OHMG yang cenderung merugikan petani lokal yang masih tradisional.

5.      Kebiasaan (Habit) Mendorong Munculnya Kekhawatiran Dampak Negatif Penggunaan OHMG
Kebiasaan pola konsumsi daging: Konsumsi daging di Indonesia berbeda dengan di beberapa negara lain. Semua bagian tubuh dari hewan dimakan seperti halnya jeroan dan darah. Kebiasaan tersebut dikhawatirkan akan berdampak negatif. Khusus untuk hormon pertumbuhan, berupa hormon sterodi sintetis yang digunakan di beberapa negara, sedangkan di Indonesia dilarang penggunaannya sebab dapat menumpuk pada organ hati, testis, belakang telinga, dan sebagainya sehingga di negara yang menggunakan hormon, daging dibedakan: edible meat (daging dapat dimakan) dan offal meat (daging yang tidak dapat dimakan).
Pola konsumsi sayuran di Indonesia: pada masyarakat Indonesia yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi sayuran mentah yang kemungkinan berasal dari sayuran OHMG ataupun tercemar OHMG sehingga dikhawatirkan menimbulkan dampak negatif yang sama seperti yang terjadi pada larva kupu-kupu yang memakan sari bunga/daun dari tanaman transgenik.
Jagung pipil mentah yang digunakan sebagai pakan unggas dikhawatirkan mengakibatkan munculnya dampak negatif dari penggunaan OHMG berupa kekerdilan dan gangguan ileitis serupa halnya dengan percobaan Arfad Putzai, 1998, yang memberikan kentang mentah pada tikus percobaan.
Kebiasaan pola bercocok tanam: penanaman kapas Bt di Sulawesi Selatan para petani kemungkinana memiliki kebiasaan menanam kapas lokal hanya beberapa hektar kemudian dilingkungi dengan hutan berupa gulma. Hal tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan atau ekosistem.
Kebiasaan menggunakan obat: di Indonesia banyak dijumpai, apabila diberikan resep obat maka hanya dibeli sebagian saja, sehingga penggunaan antibiotika yang diproduksi secara OHMG akan dikhawatirkan mendorong terjadinya resistensi terhadap antibiotika.
Kebiasaan pakan ternak perah, diikuti suntikan hormon: Pakan ternak perah di Indonesia dapat berupa batang dan daun jagung hijau berasal dari jagung sweet-corn yang merupakan tanaman transgenik. Kemudian ternak perah diberi  hormon rBST untuk meningkatkan produksi susu. Maka sapi perah menggunakan OHMG dari dua sumber. Hal ini akan memberikan kekhawatiran akan munculnya dampak negatif dari penggunaan OHMG akibat dari kebiasaan memberikan pakan bagi ternak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar