Persilangan Monohibrid
·
Merupakan persilangan satu sifat beda,
misal: biji bulat (WW) dan biji keriput (ww).
·
Mendel membuat persilangan resiproknya
dan memperoleh nisbah yang sama 3:1 untuk sifat bulat/berkerut dan enam sifat
lainnya.
·
Untuk membedakan fenotipe WW dan Ww yang
merupakan dominansi lengkap, dilakukan uji silang (test cross), yaitu
menyilangkan keturunan F2 dengan tetuanya yang homosigot resesif, sehingga
diketahui genotipenya dan pada percobaan ini diperoleh nisbah 1:1.
·
Hukum
Mendel I: hukum segregasi
1. Galur
murni akan menanmpilkan sifat-sifat dominan (allele AA) maupun sifat resesif
(allele aa) dari suatu karakter tertentu. Bila disilangkan, F1 akan mempunyai
kedua macam allele (Aa) tetapi menampakkan sifat dominan (bila dominansi
lengkap).
2. Individu
heterosigot (F1) menghasilkan gamet-gamet, setengahnya mempunyai allele dominan
A dan setengahnya mempunyai allele resesif a.
3. Dengan
rekombinasi antara gamet-gamet secara rambang, populasi F2 menampilkan
sifat-sifat dominan dan resesif dengan nisbah yang dapat diramalkan. Nisbah
fenotipe yaitu 3 dominan (AA atau Aa) : 1 resesif (aa). Nisbah genotype 1
dominan lengkap (AA) : 2 hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap (aa).
Persilangan
Dihibrid
·
Merupakan persilangan dengan dua sifat
beda, misal : homosigot untuk biji kuning bulat (GGWW) dan homosigot untuk biji
hijau keriput (ggww).
·
Penyerbukan sendiri tanaman F1 atau
persilanhan duan tanaman F1 akan menghasilkan empat macam gamet, masing-masing
dengan kemungkinan ¼. Pemisahan bebas antara allele untuk warna biji dan bentuk
biji terjadi karena allele tersebut terletak pada kromosom yang berbeda (tidak
homolog).
·
Nisbah fenotipe yang diperoleh dari 16
genotipe:
9
kuning, bulat : G-W- (tetua)
3
kuning, berkerut : G-ww
3
hijau, bulat : ggW-
1
hijau, berkerut : ggww (tetua)
·
Uji silang dihibrida: untuk menentukan
genotipe pada F2 karena yang dapat dikenali hanya 1/16 nya, yaitu homosigot
resesif ganda (ggww). Uji silang dilakukan dengan menyilang balikkan kepada individu
resesif ganda (tetua), sehingga keempat tanaman dihibrida tersebut akan
menghasilkan nisbah 1 kuning, bulat (GgWw) :1 kuning, berkerut (Ggww) :1 hijau,
bulat (ggWw) :1 hijau, berkerut (ggww).
Persilangan
Trihibrid
·
Semakin banyak pasangan allele, jumlah
kelas genotype dan fenotipe yang mungkin ada pada F2 juga meningkat. Tiap
pasang allele akan menambah jumlah kelas genotype sebanyak 3n dan
jumlah kelas fenotipe sebanyak 2n, di mana n adalah jumlah pasangan
gen.
·
Persilangan trihibrid merupakan persilangan
dengan tiga sifat beda, misal: homosigot dominan tinggi, kuning, bulat (DDGGWW)
dan homosigot resesif kerdil, hijau berkerut (ddggww).
·
Penyerbukan sendiri tanaman F1
menghasilkan 8 gamet: 3 pasang allele (23=8), yaitu DGW, DGw, DgW,
Dgw, Dgw, dgW, dan dgw.
·
Hukum
Mendel II: Pemisahan dan pengelompokkan secara bebas
Pasangan
gen berbeda yang sedang segregasi, akan memisah dan mengelompok secara bebas.
Simbol
Genetik
Huruf digunakan untuk menyatakan
sifat genetic, tetapi simbol + dapat untuk menggantikan allele dominan atau
digunakan dalam kombinasinya dengan allele resesif, terutama pada Drosophila.
Sumber:
Crowder, L. V. 2010. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar