Selasa, 10 November 2015

HASIL-HASIL PENELITIAN MENDEL DAN HUKUM YANG DIBUATNYA



Persilangan Monohibrid
·         Merupakan persilangan satu sifat beda, misal: biji bulat (WW) dan biji keriput (ww).
·         Mendel membuat persilangan resiproknya dan memperoleh nisbah yang sama 3:1 untuk sifat bulat/berkerut dan enam sifat lainnya.
·         Untuk membedakan fenotipe WW dan Ww yang merupakan dominansi lengkap, dilakukan uji silang (test cross), yaitu menyilangkan keturunan F2 dengan tetuanya yang homosigot resesif, sehingga diketahui genotipenya dan pada percobaan ini diperoleh nisbah 1:1.
·         Hukum Mendel I: hukum segregasi
1.      Galur murni akan menanmpilkan sifat-sifat dominan (allele AA) maupun sifat resesif (allele aa) dari suatu karakter tertentu. Bila disilangkan, F1 akan mempunyai kedua macam allele (Aa) tetapi menampakkan sifat dominan (bila dominansi lengkap).
2.      Individu heterosigot (F1) menghasilkan gamet-gamet, setengahnya mempunyai allele dominan A dan setengahnya mempunyai allele resesif a.
3.      Dengan rekombinasi antara gamet-gamet secara rambang, populasi F2 menampilkan sifat-sifat dominan dan resesif dengan nisbah yang dapat diramalkan. Nisbah fenotipe yaitu 3 dominan (AA atau Aa) : 1 resesif (aa). Nisbah genotype 1 dominan lengkap (AA) : 2 hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap (aa).

Persilangan Dihibrid
·         Merupakan persilangan dengan dua sifat beda, misal : homosigot untuk biji kuning bulat (GGWW) dan homosigot untuk biji hijau keriput (ggww).
·         Penyerbukan sendiri tanaman F1 atau persilanhan duan tanaman F1 akan menghasilkan empat macam gamet, masing-masing dengan kemungkinan ¼. Pemisahan bebas antara allele untuk warna biji dan bentuk biji terjadi karena allele tersebut terletak pada kromosom yang berbeda (tidak homolog).
·         Nisbah fenotipe yang diperoleh dari 16 genotipe:
9 kuning, bulat            : G-W- (tetua)
3 kuning, berkerut       : G-ww
3 hijau, bulat               : ggW-
1 hijau, berkerut          : ggww (tetua)
·         Uji silang dihibrida: untuk menentukan genotipe pada F2 karena yang dapat dikenali hanya 1/16 nya, yaitu homosigot resesif ganda (ggww). Uji silang dilakukan dengan menyilang balikkan kepada individu resesif ganda (tetua), sehingga keempat tanaman dihibrida tersebut akan menghasilkan nisbah 1 kuning, bulat (GgWw) :1 kuning, berkerut (Ggww) :1 hijau, bulat (ggWw) :1 hijau, berkerut (ggww).

Persilangan Trihibrid
·         Semakin banyak pasangan allele, jumlah kelas genotype dan fenotipe yang mungkin ada pada F2 juga meningkat. Tiap pasang allele akan menambah jumlah kelas genotype sebanyak 3n dan jumlah kelas fenotipe sebanyak 2n, di mana n adalah jumlah pasangan gen.
·         Persilangan trihibrid merupakan persilangan dengan tiga sifat beda, misal: homosigot dominan tinggi, kuning, bulat (DDGGWW) dan homosigot resesif kerdil, hijau berkerut (ddggww).
·         Penyerbukan sendiri tanaman F1 menghasilkan 8 gamet: 3 pasang allele (23=8), yaitu DGW, DGw, DgW, Dgw, Dgw, dgW, dan dgw.
·         Hukum Mendel II: Pemisahan dan pengelompokkan secara bebas
Pasangan gen berbeda yang sedang segregasi, akan memisah dan mengelompok secara bebas.

Simbol Genetik
Huruf digunakan untuk menyatakan sifat genetic, tetapi simbol + dapat untuk menggantikan allele dominan atau digunakan dalam kombinasinya dengan allele resesif, terutama pada Drosophila.

Sumber:
Crowder, L. V. 2010. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selasa, 10 November 2015

HASIL-HASIL PENELITIAN MENDEL DAN HUKUM YANG DIBUATNYA



Persilangan Monohibrid
·         Merupakan persilangan satu sifat beda, misal: biji bulat (WW) dan biji keriput (ww).
·         Mendel membuat persilangan resiproknya dan memperoleh nisbah yang sama 3:1 untuk sifat bulat/berkerut dan enam sifat lainnya.
·         Untuk membedakan fenotipe WW dan Ww yang merupakan dominansi lengkap, dilakukan uji silang (test cross), yaitu menyilangkan keturunan F2 dengan tetuanya yang homosigot resesif, sehingga diketahui genotipenya dan pada percobaan ini diperoleh nisbah 1:1.
·         Hukum Mendel I: hukum segregasi
1.      Galur murni akan menanmpilkan sifat-sifat dominan (allele AA) maupun sifat resesif (allele aa) dari suatu karakter tertentu. Bila disilangkan, F1 akan mempunyai kedua macam allele (Aa) tetapi menampakkan sifat dominan (bila dominansi lengkap).
2.      Individu heterosigot (F1) menghasilkan gamet-gamet, setengahnya mempunyai allele dominan A dan setengahnya mempunyai allele resesif a.
3.      Dengan rekombinasi antara gamet-gamet secara rambang, populasi F2 menampilkan sifat-sifat dominan dan resesif dengan nisbah yang dapat diramalkan. Nisbah fenotipe yaitu 3 dominan (AA atau Aa) : 1 resesif (aa). Nisbah genotype 1 dominan lengkap (AA) : 2 hibrida (Aa) : 1 resesif lengkap (aa).

Persilangan Dihibrid
·         Merupakan persilangan dengan dua sifat beda, misal : homosigot untuk biji kuning bulat (GGWW) dan homosigot untuk biji hijau keriput (ggww).
·         Penyerbukan sendiri tanaman F1 atau persilanhan duan tanaman F1 akan menghasilkan empat macam gamet, masing-masing dengan kemungkinan ¼. Pemisahan bebas antara allele untuk warna biji dan bentuk biji terjadi karena allele tersebut terletak pada kromosom yang berbeda (tidak homolog).
·         Nisbah fenotipe yang diperoleh dari 16 genotipe:
9 kuning, bulat            : G-W- (tetua)
3 kuning, berkerut       : G-ww
3 hijau, bulat               : ggW-
1 hijau, berkerut          : ggww (tetua)
·         Uji silang dihibrida: untuk menentukan genotipe pada F2 karena yang dapat dikenali hanya 1/16 nya, yaitu homosigot resesif ganda (ggww). Uji silang dilakukan dengan menyilang balikkan kepada individu resesif ganda (tetua), sehingga keempat tanaman dihibrida tersebut akan menghasilkan nisbah 1 kuning, bulat (GgWw) :1 kuning, berkerut (Ggww) :1 hijau, bulat (ggWw) :1 hijau, berkerut (ggww).

Persilangan Trihibrid
·         Semakin banyak pasangan allele, jumlah kelas genotype dan fenotipe yang mungkin ada pada F2 juga meningkat. Tiap pasang allele akan menambah jumlah kelas genotype sebanyak 3n dan jumlah kelas fenotipe sebanyak 2n, di mana n adalah jumlah pasangan gen.
·         Persilangan trihibrid merupakan persilangan dengan tiga sifat beda, misal: homosigot dominan tinggi, kuning, bulat (DDGGWW) dan homosigot resesif kerdil, hijau berkerut (ddggww).
·         Penyerbukan sendiri tanaman F1 menghasilkan 8 gamet: 3 pasang allele (23=8), yaitu DGW, DGw, DgW, Dgw, Dgw, dgW, dan dgw.
·         Hukum Mendel II: Pemisahan dan pengelompokkan secara bebas
Pasangan gen berbeda yang sedang segregasi, akan memisah dan mengelompok secara bebas.

Simbol Genetik
Huruf digunakan untuk menyatakan sifat genetic, tetapi simbol + dapat untuk menggantikan allele dominan atau digunakan dalam kombinasinya dengan allele resesif, terutama pada Drosophila.

Sumber:
Crowder, L. V. 2010. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar